ANTIKONVULSAN
Definisi Epilepsi
Ayan (epilepsi) merupakan gangguan di
otak yang ditandai dengan serangan kejang disertai kehilangan kesadaran
berulang_ulang secara temporer. Terjadinya karena adanya pelepasan muatan
listrik yang mendadak dan tidak terkendali di otak besar (cerebrum).
Patofisiologi
Epilepsi
Serangan epilepsi dapat ditimbulkan
dengan berbagai rangsangan kimia dan listrik. Tanda keadaan fisiologis yang
berubah pada epilepsi adalah pelepasan ritmik dan hipersinkron secara berulang
dari banyak neuron di daerah terbatas dari otak. Hal ini dapat direkam pada EEG
(elektroensefalogram). Penyebab epilepsi tergantung usia individu yang terkena
dan jenis serangan
Epidemiologi
Hingga 1% dari
populasi umum menderita epilepsi aktif, dengan 20-50 pasien baru yang diagnosis
per 100.000 per tahunnya. Perkiraan angka kematian pertahun akibat epilepsi
adalah 2 per 100.000. kematian dapat berhubungan langsung dengan kejang,
misalnya ketika terjadi serangkaian kejang yang tidak terkontrol, dan di antara
serangan pasien tidak sadar (status epileptikus), atau jika terjadi cedera
akibat kecelakaan atau trauma. Fenomena kematian mendadak yang terjadi pada
penderita epilepsi (sudden unexplained death in epilepsy, SUDEP) diasumsikan
berhubungan dengan aktivitas kejang dan kemungkinan besar karena disfungsi
kardiorespirasi (Hansen, 2005).
Definisi Antikonvulsan
Antikonvulsan adalah kelompok obat yang
secara khas mengakibatkan gejala neuropsikiatrik apabila dosisnya melebihi
kisaran terapeutik yang lazim. Meskipun demikian, beberapa obat antikonvulsan
dapat mengakibatkan masalah pada sebagian kecil pasien bahkan pada dosis yang
normal.
- Karbamazepin: Mengantuk, gelisah, dan depresi pada awal pengobatan
- Fenasemid: Emosi labil, agitasi, dan bingung pada sebagian kecil pasien
- Fenobarbital: Kadar normal di dalam darah (5-40µg/mL) kadang-kadang dapat menyebabkan iritabilitas dan gangguan mood, gangguan fungsi kognitif, atau bingung, dengan penggunaan dosis yang berlebihan akan mengakibatkan sedasi yang kemudian secara bertahap menjadi ataksia dan koma. Gejala-gejala putus obat dapat terjadi bila fenobarbital dihentikan secara tiba-tiba
Mekanisme antikonvulsi
1. .Mencegah
timbulnya letupan depolarisasi eksesif pada neuron epileptik dalam fokus
epilepsi 2. Mencegah terjadinya letupan depolarisasi pada neuron normal akibat pengaruh fokus epilepsi
Obat Antiepilepsi terbagi dalam 8 golongan.
Empat golongan antiepilepsi mempunyai rumus dengan inti berbentuk cincin yang
mirip satu sama lain yaitu golongan hidantoin, barbiturate, oksazolidindion dan
suksinimid. Berikut golongan dan dosis dari obat antikonvulsan:
- Golongan hidantoin. Dalam golongan hidantoin dikenal tiga senyawa antikonvulsi, fenitoin, mefinitoin dan etotoin dengan fenotoin sebagai prototipe. Fenitoin adalah obat utama untuk hampir semua jenis epilepsy. Untuk pemberian oral, dosis awal untuk dewasa dan anak diatas 6 tahun 300 mg, dilanjutkan dengan dosis penunjang antara 300-400mg, maksimum 600mg sehari. Sedangkan untuk anak dibawah 6 tahun, dosis awal 1/3 dosis dewasa, dosis penunjang ialah 4-8 mg/kgBB sehari, maksimum 300mg. Dosis awal dibagi dalam 2-3 kali pemberian
- Golongan barbiturat. Golongan ini efektif sebagai obat antikonvulsan dan yang biasa digunakan adalah barbiturate kerja lama. Disini yang akan dibicarakan yaitu efek antiepilepsi prototip barbiturate yaitu fenobarbital yang struktur kimianya mirip dengan barbiturate. Dosis dewasa yang biasa digunakan ialah dua kali 100mg sehari.
- Golongan oksazolidindion (Trimetadion). Indikasi utama trimetadion ialah bangkitan lena atau gangguan kesadaran secra mendadak murni (tidak disertai komponen bangkitan bentuk lain). Trimetadion dapat menormalkan gambaran EEG dan meniadakan kelainan EEG akibat hiperventilisasi.
- Golongan suksinimid. Antiepilepsi golongan suksinimid yang digunakan di klinik adalah etosuksimid, metsuksmid dan fensuksimid. Etosuksimid, dengan sifat antipentilentetrazol terkuat, merupakan obat yang paling selektif terhadap bangkitan lena. Obat ini juga efektif pada bangkitan mioklonik dan bangkitan akinetik. Etosuksimid tidak efektif untuk bangkitan parsial kompleks dan bangkitan tonik-klonik umum atau pasien kejang dengan kerusakan organik otak yang berat.
- Karbamazepin. Obat ini efektif terhadap bangkitan kejang tonik-klonik. Dosis anak di bawah 6 tahun, 100mg sehari, usia 6-12 tahun, 2 kali 100mg sehari. Dosis dewasa : dosis awal 2 kali 200 mg hari pertama selanjutnya dosis di tingkatkan secara bertahap. Dosis penunjang berkisar antara 800-1200 mg sehari untuk dewasa atau 20-30 mg/kgBB untuk anak.
- Golongan benzodiazepin. Diazepam adalah turunan dari benzodiazepine. Diazepam tersedia dalam bentuk tablet, injeksi dan gel rectal, dalam berbagai dosis sediaan. Untuk dosis dewasa: 2-10 mg 2-4 kali sehari, untuk anak-anak usia diatas 6 bulan: 1-2,5 mg 3-4 kali sehari. Injeksi (Dewasa) : 2-10 mg, dapat diulang dalam 3-4 jam bila perlu.
- Golongan asam valproat. Asam valproat merupakan pilihan pertama untuk terapi kejang parsial, kejang absens,kejang mioklonik, dan kejang tonik-klonik. Dosis penggunaanasam valproat 10-15 mg/kg/hari.
- Golongan Gabapentin (Pregabalin). Pregabalin digunakan untuk mengontrol serangan epilepsi. Obat epilepsi ini tidak menyembuhkan epilepsi dan hanya akan bekerja untuk mengontrol serangan epilepsi sepanjang minum obat epilepsi ini. Pregabalin baru tersedia dalam bentuk kapsul 75 mg.
- Lainnya: Fenasemid, Topiramate. Topiramate merupakan obat epilepsi baru dengan sediaan tablet 25 mg, 50 mg dan 100 mg juga dalam bentuk kapsul sprinkle 15 mg, 25 mg dan 50 mg. Sedangkan untuk Fenasemid efektif terhadap bangkitan tonik-klonik, bangkitan lena dan bangkitan parsial. Indikasi utama fenasemid ialah untuk terapi bangkitan parsial kompleks.
Mekanisme Kerjanya Obat Antikonvulsan
Obat
antikonvulsan terdiri dari beberapa jenis, yang meliputi:
- Barbiturat. Obat ini menekan aktivitas sistem saraf pusat dan meningkatkan aksi gamma-aminobutyric acid (GABA) yang menghambat neurotransmitter, sehingga mencegah terjadinya kejang. Antikonsvulsan barbiturat dipakai dalam mengobati semua jenis kejang. Contoh: Phenobarbital.
- Penghambat carbonic anhydrase. Obat ini menghambat enzim carbonic anhydrase, sehingga mempengaruhi elektrolit dan keseimbangan asam basa pada sel. Hal ini dapat mencegah kejang. Selain kejang, obat ini digunakan sebagai diuretik dan mengatasi glaukoma. Contohnya: Topiramate.
- Benzodiazepine. Obat ini bekerja dengan cara menekan sistem saraf pusat dan meningkatkan aktivitas GABA. Contoh: Diazepam, Clonazepam, dan Lorazepam.
- Dibenzazepine. Obat ini juga meningkatkan aktivitas GABA dan menghambat aktivitas natrium dalam sel. Contoh: Oxcarbazepine dan Carbamazepine.
- Turunan asam lemak. Obat ini menghambat enzim penghancur GABA, sehingga meningkatkan konsentrasi GABA. Contoh: Asam valproat (Valporic acid).
- Hydantoin. Obat ini menghentikan rangsangan sel saraf yang berlebihan saat kejang dengan menghambat aktivitas natrium dalam sel saraf. Contoh: Phenytoin.
- Pyrrolidine. Obat ini dipakai untuk pengobatan epilepsi dan bekerja dengan cara memperlambat transmisi saraf. Contoh: Levetiracetam.
- Triazine. Obat ini dapat menghambat pelepasan rangsangan neurotransmitter, glutamat, dan aspartate. Contoh: Lamotrigine.
- Analog gamma-aminobutyric acid (GABA). Obat ini bekerja layaknya GABA dalam tubuh. Contoh: Gabapentin.
- Obat antikonvulsan lainnya, misalnya Magnesium Sulfat.
Permasalahan;
- Epilepsi biasa disebut ayan yang ditandai dengan serangan kejang. Apa saja penyebab epilepsi?
- Apakah antikonvulsan hanya dapat diguanakan untuk mengobati epilepsi saja?
- Apa yang harus diperhatikan untuk pemberian antikonvulsan?
DAFTAR PUSTAKA
Hansen,
E. 2005. Neurologi: Edisi Kedelapan.
Erlangga, Jakarta.
Tambayong,
J. 1999. Patofisiologi untuk Keperawatan.
EGC, Jakarta.
Tomb,
D. A. 1999. Buku Saku: Psikatri Edisi 6.
EGC, Jakarta.
Wijayakusuma, H.
2008. Ramuan Lengkap Herbal Taklukkan
Penyakit. Pustaka Bunda, Depok.
Hi maya..
BalasHapusSaya akan mencoba menjawab soal nomor 2. Antikonvulsan tidak hanya digunakan untuk pengobatan Epilepsi saja, contohnya asam valproat merupakan jenis obat yang digunakan untuk menangani kejang (epilepsi), obat ini bekerja dengan cara mempengaruhi keseimbangan senyawa alami diotak atau disebut neurotransmitter untuk menghentikan atau mengurangi kejang. Asam valporat ini merupakan obat antikonvulsan yang dapat digunakan untuk pengobatan bipolar.
Semoga membantu
Hii maya!!
HapusSaya akan menambahkan jawaban dari sodari erin.
Asam valproat juga dapat digunakan untuk mencegah migrain.
Hallo Maya , saya akan mencoba menjawab permasalahan nkmor nomor 1.
BalasHapusUntuk penyebab dari epilepsi itu dibagi menjadi 2:
1. Penyebab primer (genetik dan idiopatik). Yang dimaksud dengan genetik ini, gejalanya tidak diketahui karena tidak dapat dibuktikan adanya kelainan pada otak
2. Penyebab sekunder salah satunya simtomatik adanya kelainan di otak yang menyebabkan gejala kejang. Misal trauma, infeksi otak, tumor dll ...
Terimakasih maya andini, materi yang bermanfaat sekali. saya akan mencoba menyelesaikan permasalahan yang ke 3, yaitu mengenai pemberian antikonvulsan. Antikonvulsan merupakan obat kejang (epilepsi), penyakit epilepsi ini tidak dapat disembuhkan dengan demikian pemberian obat secara tepat dapat menstabilkan aktivitas listrik dalam otak serta dapat mengendalikan kejang pada penderita epilepsi. Yang perlu diperhatikan yaitu dalam meresepkan obat contohnya. Dalam meresepkan obat, ada baiknya dipertimbangkan jenis kejang, usia, kondisi pasien, serta obat-obat lain yang dikomsumsi oleh pasien. Demikian yang saya ketahui maya. Terimakasih.
BalasHapus